Rabu, 01 Juni 2011

Persalinan

  1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang
telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998
: 157).
Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut: (Manuaba,
1998 : 157)
a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri.
b. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
Perencanaan Persalinan
Perencanaan persalinan sebaiknya dilakukan untuk mengantisipasi kesulitan yang
mungkin terjadi. Perencanaan persalinan terdiri dari: (Huliana, 2001 : 115)
a. Tempat melahirkan.
b. Penolong persalinan.
c. Transportasi.
d. Penghilang rasa nyeri.
e. Pendamping persalinan.
f. Plasenta (dimana plasenta akan diurus).
Gambaran Perjalanan Persalinan (Manuaba, 2001 : 164)
a. Tanda persalinan sudah dekat
1) Terjadi lightening.
2) Terjadi his permulaan (palsu).
b. Tanda persalinan
1) Terjadinya his persalinan.
2) Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda).
3) Pengeluaran cairan (ketuban pecah).
c. Pembagian Waktu persalinan
1) Kala I : sampai pembukaan lengkap.
2) Kala II : pengusiran janin (lahirnya bayi).
3) Kala III : pengeluaran uri (lahirnya plasenta).
4) Kala IV : observasi 2 jam (perdarahan postpartum).
Persalinan di Rumah
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Persalinan di Rumah
Melahirkan di rumah sendiri ternyata jauh lebih aman, hemat, dan
bermanfaat. Dengan menjalani persalinan di rumah kemungkinan
tertukarnya bayi bisa dihindari. Memang, tidak semua rumah sakit bisa
memberi jaminan tak mungkin ada kasus bayi tertukar. Ini sangat tergantung
dari kondisi dan tingkat akurasi pengindetifikasian bayi di masing-masing
rumah sakit. Apalagi selain tidak rapinya pengidentifikasian, kesibukan para
tenaga medis yang terbatas terkadang masih memungkinkan adanya bayi
tertukar tanpa sepengetahuan ibunya. Belum lagi kalau sistem pengamanan
rumah sakit kurang jeli, tak mustahil bisa terjadi penculikan bayi.
Faktor lain adalah kenyataan tak terbantah bahwa rumah sakit adalah
sumber penyakit, sehingga besar kemungkinan sang bayi terjangkiti infeksi
nosokomial. Selain itu ada faktor psikologis yang seringkali dirasakan oleh
ibu bersalin di rumah sakit. Yakni adanya unsur “diskriminasi” perlakuan
rumah sakit meski ini juga konsekuensi pilihannya. Semisal, sejak awal
masuk rumah sakit, ibu dan bayi telah dibeda-bedakan menurut kelas-kelas
perawatannya kelak. Apalagi sebagai konsekuensi logis dari lembaga jasa
pelayanan bagi orang banyak, secara tak langsung perlakuan pihak rumah
sakit bisa dikatakan kurang personal atau tidak “ramah”, lantaran
kebanyakan ibu dan bayi diperlakukan sekedar sebagai “nomor kamar” saja.
Faktor terakhir yang tak kalah pentingnya adalah kecenderungan
beberapa dokter di rumah sakit bersalin mempatologiskan suatu tindakan
persalinan meskipun sebenarnya bisa dilakukan secara fisiologis (normal).
Alasannya? Lantaran terbatasnya waktu sedangkan jumlah pasien yang
harus dilayani masih banyak. Ini tercermin dari pemakaian infus oxitocin
dan suntikan prostagladin untuk mempercepat pembukaan jalan lahir, atau
kerap kali sang calon ibu di-vacum atau di-forcep, bahkan seringkali
memilih tindakan cesar untuk mempercepat proses kelahiran (echalucu,
2007).
2. Tahap persalinan Normal
by dr SalmaProses kelahiran bayi yang berlangsung normal dibagi dalam tiga tahap atau kala. Penting sekali bagi Anda untuk mengetahui proses tersebut agar Anda bisa menyikapinya secara tepat. Tahap pertama (pembukaan)
  • Tahap ini merupakan yang paling lama, dimulai dari kontraksi sampai saluran rahim terbuka penuh oleh kepala bayi. Pada persalinan pertama, prosesnya bisa lebih dari 18 jam, sementara pada persalinan kedua dan seterusnya antara 2-3 jam.
  • Kontraksi yang lemah namun teratur dimulai dari bagian atas rahim ke bawah sampai vagina, biasanya diawali dengan nyeri di punggung terus menjalar menjadi seperti kram di perut bawah.
  • Sedikit demi sedikit kontraksi akan semakin seringdan kencang untuk mengeluarkan mendesak kepala bayi ke mulut rahim. Setiap kontraksi berlangsung 30 sampai 60 detik. Jarak antar kontraksi adalah 10-20 menit. Rasa sakit menghilang setiap kali rahim mengendor.
  • Mulut rahim menjadi lunak, tipis dan melebar sehingga memudahkan bayi keluar dari rahim.
  • Sedikit cairan dan darah biasanya ikut menyertai proses persalinan, sebelum akhirnya pecah air ketuban.
Tahap kedua (mengedan)
  • Tahap dari pembukaan penuh sampai bayi lahir. Dalam tahap ini bayi lahir melalui mulut rahim ke vagina, lalu dikeluarkan. Tahap ini biasanya berlangsung kurang dari satu jam untuk persalinan pertama. Pada persalinan kedua, hanya sekitar 20 menit.
  • Ibu akan merasakan keinginan untuk mengedan (menekan otot perut) dan merasakan sensasi seperti orang yang ingin buang air besar. Semakin lama, dorongan mengedan itu akan semakin kuat dan sering. Bayi lalu akan keluar melalui mulut rahim.
  • Pada posisi normal di mana kepala keluar terlebih dahulu, kepala bayi berfungsi sebagai pembuka jalan. Dengan demikian, bayi dapat bernafas bahkan sebelum seluruh badan keluar dari rahim.
Tahap ketiga (plasenta)
  • Pada tahap ini plasenta (jawa: ari-ari) akan terlepas dari dinding rahim. Prosesnya biasanya terjadi 15-20 menit setelah kelahiran bayi.
  • Kontraksi rahim yang keras terus berlanjut setelah kelahiran bayi dan akan menekan pembuluh darah, mengurangi perdarahan dan menyebabkan plasenta lepas dari dinding rahim.



vidio persalinan secara SC

vidio proses persalinan normal

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar